TEMPO Interaktif, Helsinki - Serangan cyber akan menimbulkan ancaman bagi perusahaan di seluruh dunia tahun ini setelah virus Stuxnet menghantam program nuklir Iran pada tahun 2010, ujar pembuat perangkat lunak Symantec Corp pada Selasa.
"Tahun lalu merupakan tahun serangan yang menargetkan sasaran khusus. Kita akan melihat lebih banyak lagi," kata Sian Yohanes, strategist keamanan di Symantec.
Serangan itu sukses karena sebagian besar konsumen menghindari mengklik link yang mencurigakan dalam email spam, tetapi membuka file yang tampaknya datang dari pengirim yang sah.
"Mereka lebih menantang, tetapi hasilnya lebih tinggi," kata John.
Secara total, jumlah serangan berbasis Web naik 93 persen pada 2010 dari tahun lalu, didorong oleh penyebaran alamat Internet yang diperpendek, menurut Symantec dalam kajian ancaman tahunannya.
"Tahun lalu, penyerang mem-posting jutaan link diperpendek ini di situs jejaring sosial untuk mengelabui korban menjadi serangan phishing dan malware, yang secara dramatis meningkatkan tingkat keberhasilan infeksi," kata Symantec.
Situs jejaring sosial ini semakin menjadi platform penting bagi penyerang karena popularitas mereka di kalangan konsumen meningkat cepat.
Perusahaan perangkat lunak itu mengatakan serangan pada platform mobile terkemuka juga akan meningkat setelah kenaikan 42 persen dalam kerentanan mobile tahun lalu.
"The platform mobile utama akhirnya berhasil mendapatkan perhatian penyerang," kata Symantec. "Penyerang benar-benar mengikuti konsumen di sini."
0 comments:
Posting Komentar